Judul : Alangkah Lucunya Negeri Ini
Tahun : 2010
Sutradara : Deddy Mizwar
Produser : Zairin Zain
Pemain: :
Reza Rahardian (Muluk)
Asrul Dahlan (Samsul)
Tika Bravani (Pipit)
Moh. Irfan Siagian (Glen (ketua Copet Mall)
Angga Putra
(Komet/Ketua Copet Pasar)
Sakurta Ginting (Ribut/Ketua Copet Angkot)
Tio Pakusadewo (Jarot/Bos)
Deddy Mizwar ( Pak Makbul/Ayah Muluk)
H. Jaja Miharja (Haji Sarbini/calon mertua Muluk)
Film “Alangkah
Lucunya Negeri Ini” berkisah tentang seorang pemuda yang bernama Muluk, lulusan
S-1 manajemen yang sangat susah payah untuk
mencari pekerjaan di mana-mana, tapi tak kunjung didapat.Suatu hari ia ingin
berternak cacing. Akan tetapi niat itu tidak jadi ia lakukan. Karena ia
mempertimbangkan hukum, haram atau tidaknya berternak cacing.
Pada suatu hari,
ia bertemu dengan seorang pencopet cilik
yang melakukan aksinya dipasar, namun ia tak menangkapnya. Pada kesempatan yang
lain ia bertemu lagi dengan pencopet cilik tersebut sebut saja namanya Komet,
yakni ketika sedang membeli makanan. Mereka berbincang-bincang dan memutuskan
untuk bekerjasama. Kerjasama nya yakni para pencopet cilik ini, bekerja sesuai
dengan porsinya (yakni ada yang mencopet di mall,pasar dan bis umum) dan setiap
hasil yang di dapat akan di sisihkan 10% untuk dirinya dan ditabung. Muluk
melihat kerjasama ini, sebagai peluang untuk mengembangkan sumber daya
“pencopet”, agar tidak menjadi pencopet lagi dan diharapkan bisa bekerja menjadi
pengasong.
Mulukpun mengajar dan
mengatur para pencopet ini. Samsul yakni seorang lulusan sarjana pendidikann
yang kerjaannya main gaple tiap hari, diajak Muluk untuk mendidik para pencopet
karena Muluk tahu bahwa pencopet cilik ini tidak mengenyam pendidikan di
sekolah formal dan buta huruf. Sedangkan
Pipit (tetangga Muluk) yang kerjaannya hanya duduk depan TV untuk menyaksikan
serta mengikuti kuis-kuis berhadiah disetiap harinya lewat sms, kirim surat ke
kantor pos, atau lansung di telfon, juga diajak Muluk untuk mengajar yakni
menjadi guru Agama di lingkungan pencopet. Disana mereka belajar mengaji,sholat
dan diajarkan tentang menjaga kebersihan, karena kebersihan adalah sebagian
dari iman.
Hari demi hari
kehidupan pencopet ini semakin teratur, mereka menjadi tahu isi pancasila, UUD,
melaksankan sholat, dan sebagainya. Tiba suatu ketika Muluk, Samsul dan pipit
yang ingin mendeklarasikan pemindahan profesi anak-anak dari pencopet ke pengasong,Muluk
pun kaget seketika karena ayahnya, calon mertua,dan ayah pipit datang di acara
tersebut yang sebelumnya mereka sama sekali tidak mengetahui kerja apa
sebenarnya anak-anak mereka. Mereka pun mendengar pendeklarasian tersebut. Akan
tetapi ternyata ayahnya Muluk dan Pipit sangat kecewa dengan pekerjaan tersebut. Sebagai anak Muluk dan Pipit juga tidak mau melihat ayah mereka sedih,
sehingga mereka berhenti bekerja dan meninggalkan para pencopet itu.
Alhamdulillah, 1 hari setelah Muluk dan temannya tidak bekerja lagi, ada 6 pencopet yang berubah profesi sebagai pengasong, ini dapat dikatakan Muluk, Pipit, dan Samsul telah berhasil mendidik mereka, walaupun masih belum semua pencopet yang menjadi pengasong.
Banyak sekali
pelajaran yang dapat diambil dari film ini. Menurut saya, film ini
menjelaskan secara nyata kondisi masyarakat di Indonesia. Dimana banyak
pengganguran, koruptor, pencopet, pengabaian terhadap pendidikan, maindset tentang
pekerjaan yang layak atau tidak layak dan sebagainya.
Pengabaian tentang manfaat pendidikan juga terlihat ketika haji Sarbini ayah
calon mertua Muluk mengatakan bahwa lebih baik setelah lulus Madrasah atau pesantren langsung
kerja di kios-kios atau berjualan di pasar, karena menurutnya yang penting
seseorang dapat bekerja, berpenghasilan dan dapat naik haji di banding S-1 yang
penganguran. Ini mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia masih banyak yang
mempunyai maindset seperti itu. Seakan akan, yang terpenting bekerja dan menghasilkan banyak uang. menuntut ilmu lewat pendidikan itu
tujuannya adalah untuk mengarahkan manusia agar dapat mempunyai pikiran dan hati
yang baik, kalau pun tidak baik, itu bukan salah pendidikan tapi orang yang
menyalah gunakan pendidikannya itu, seperti koruptor.
Dan pesan yang
juga disampaikan bahwa sebenarnya pendidikan itu penting. Untuk memperoleh
pendidikan tidak hanya didapat di sekoalah formal, melainkan dimanapun bisa
kita dapat. Oleh karenanya, dalam film ini disebutkan pendidikan adalah suatu
proses melompat. Artinya,dimana yang asalnya tidak tahu, menjadi tahu, yang tak
mengerti menjadi mengerti, yang asalnya tak pandai menjadi pandai.
Demikian review
film ini : semoga dengan menyaksikan film ini kita dapat pencerahan untuk
membenahi kasus pendidikan di negeri kita tercinta ini yakni INDONESIA.
Berikut ini
cuplikan dialog yang menurut saya, sangat mengkritik:
Terus salah satu dari pencopet
bertanya "orang yang berpendidikan cara nyopetnya gimana?
Samsul menjawabnya "mereka tidak mencopet tapi mereka kerja, jadi pegawai, jadi dokter, pilot."
Tapi Muluk menjawab "kita harus jujur, orang yang berpendidikan ada juga yang mencopet, tapi mereka tidak mencopet dari dompet yang isinya terbatas, mereka mencopet dari lemari, brangkas, dari BANK,
Dan anak-anak pencopet itu pun berteriak, "kita mau bang."
di repon Muluk lagi "Orang yang berpendidikan yang mencopet itu tidak disebut pencopet, tapi koruptor.
salh satu anak menjawab, "ia bang kita mau jadi koruptor, Hidup koruptor.
Dan Bos mereka merespon, Bedil koruptor itu sekolah jadi kalau mau jadi koruptor harus sekolah.
Samsul berkata“, maksud pendidikan bukan bermaksud untuk menjadikan ornag koruptor, tapiii,,,, (dia berkata pelan, sebenarnya dia ngak yakni bahwa pendidikan itu penting)
Dialog yang ngah kalah serunya, yakni ketika samsul dan muluk berdebat soal penting atau tidak pendidikan.
"Sejak kapan lo ngak yakin sul? "
"sejak gua lulus kuliah, dan pas gue mau cari duit dan gue ngelamar jadi guru, ehh malah gue yang dimintai duit duluan. Percuma kan pendidikan gue.
"kalau sekarng lo berpikir bahwa pendidikan itu ngak penting tapi sudah terlambat sul, lo udh rugi waktu,rugi biaya, "
"Ya waktu gua kuliah gua pikir pendidikan itu penting, tapi setelah gue keluar kuliah gua baru ngerti ternyata pendidikan itu tidak penting."
NAH, ITU HASIL PENDIDIKAN SUL, KALO LO NGAK BERPENDIDIKAN LO NGAK AKAN TAU BAHWA PENDIDIKAN ITU NGAK PENTING, MAKANYA PENDIDIKAN ITU PENTING
Samsul menjawabnya "mereka tidak mencopet tapi mereka kerja, jadi pegawai, jadi dokter, pilot."
Tapi Muluk menjawab "kita harus jujur, orang yang berpendidikan ada juga yang mencopet, tapi mereka tidak mencopet dari dompet yang isinya terbatas, mereka mencopet dari lemari, brangkas, dari BANK,
Dan anak-anak pencopet itu pun berteriak, "kita mau bang."
di repon Muluk lagi "Orang yang berpendidikan yang mencopet itu tidak disebut pencopet, tapi koruptor.
salh satu anak menjawab, "ia bang kita mau jadi koruptor, Hidup koruptor.
Dan Bos mereka merespon, Bedil koruptor itu sekolah jadi kalau mau jadi koruptor harus sekolah.
Samsul berkata“, maksud pendidikan bukan bermaksud untuk menjadikan ornag koruptor, tapiii,,,, (dia berkata pelan, sebenarnya dia ngak yakni bahwa pendidikan itu penting)
Dialog yang ngah kalah serunya, yakni ketika samsul dan muluk berdebat soal penting atau tidak pendidikan.
"Sejak kapan lo ngak yakin sul? "
"sejak gua lulus kuliah, dan pas gue mau cari duit dan gue ngelamar jadi guru, ehh malah gue yang dimintai duit duluan. Percuma kan pendidikan gue.
"kalau sekarng lo berpikir bahwa pendidikan itu ngak penting tapi sudah terlambat sul, lo udh rugi waktu,rugi biaya, "
"Ya waktu gua kuliah gua pikir pendidikan itu penting, tapi setelah gue keluar kuliah gua baru ngerti ternyata pendidikan itu tidak penting."
NAH, ITU HASIL PENDIDIKAN SUL, KALO LO NGAK BERPENDIDIKAN LO NGAK AKAN TAU BAHWA PENDIDIKAN ITU NGAK PENTING, MAKANYA PENDIDIKAN ITU PENTING
Tidak ada komentar:
Posting Komentar