SITI NURHAYATI PAI UMY (20120720116) اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُAHLAN WA SAHLAN SOBAT SELAMAT MEMBACA DAN MOHON KOMENTAR,SARAN SERTA KRITIKNYA YA

Minggu, 04 Januari 2015

Review Buku


Judul                           :Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013

Penulis                        : Prof. Dr. H. E. Mulyasa, M.Pd.

Penerbit                       : PT Remaja Rosdakarya Offset-Bandung

Diterbitkan pada          : Februari 2014



A.  Di Balik Kurikulum 2013
       Kondisi permasalahan di mayarakat Indonesia sangatlah komplesk, diantaranya banyak dari perilaku masyarakat kita yang melakukan tindakan sadisme, kekerasan, mutilasi, dan kejahatan yang lain, dan yang lebih besar adalah KKN. Pada kurikulum 2013 ini juga di fokuskan pada pendidikan karakter. Dengan hal ini, pendidikan di fokuskan pada hal-hal sebagai berikut:

1.    Meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang bersamaan dengan peningkatan mutu.

2.    Pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan.

3.    Memperkuat keterkaitan pendidikan agar sepadan dengan pembangunan (link and match).

4.    Mendorong terciptanya masyarakat belajar.

5.    Pendidikan merupakan sarana utuk menyiapkan generasi masa kini dan sekaligus masa depan.

6.    Pendidikan merupakan sarana untuk memperkuat jati diri bangsa dalam proses industrialisasi dan mendorong terjadinya perubahan masyarakat  Indonesia dalam memasuki era globalisasi.

B.  Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
     Di Undang-undang No.23 Tahun 2003 tujuanya yakni mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.   
Selengkapnya                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                      

C.  Kunci Kesuksesan Kurikulum 2013

1.   Kepemimpinan Kepala Sekolah (Kepsek)

Keberhasilan Kurikulum 2013, menuntut Kepsek yang demokratis profesional, sehingga mampu menumbuhkan iklim demokrasi , yang akan mendorong terciptanya iklim ynag kondusif bagi terciptanya kualitas pendidikan dan pembelajaran yang optimal untuk mengembangkan seluruh potensi peserta didik.

Kepsek yang mandiri, demokratis, dan profesional, harus berusaha menanamkan, memajukan dan meningkatkan, sedikitnya 4 macam nilai yakni sebagi berikut:
a.   Pembinaan mental, yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak. Dalam hal ini, Kepsek harus mampu menciptakan iklim yang kondusif agar setiap tenaga kependidikan dapat melaksanakan tugas dengan baik, secara proporsional dan profesional.

b.   Pembinaan moral, yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruk mengenai suatu perbuatan, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.

c.   Pembinaan fisik, yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan kondisi badan, kesehatan dan penampilan mereka secara lahiriyah.

d.   Pembinaan artistik, yaitu membina tenaga kependidikan tenteng hal-hal ynag berkaitan dengan kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan



2.   Kreatifitas Guru

     Adapun karakteristik guru yang berhasil mengembangkan pembelajaran secara efektif dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a.   Respek dan memahami dirinya, serta dapat mengontrol dirinya (emosinya stabil).

b.   Antusias dan bergairah terhadap bahan, kelas, dan seluruh kegiatan pembelajaran.

c.   Berbicara dengan jelas dan komunikatif (dapat mengkomunikasikan idenya terhadap peserta didik).

d.   Memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

e.   Memiliki banyak pengetahuan, inisiatif, kreatif, dan banyak akal.

f.    Menghindari sarkasme dan ejekan terhadap peserta didik.

g.   Tidak menonjolkan diri, dan menjadi teladan bagi peserta didik.



3.   Aktivitas Peserta Didik

   Dalam rangka mendorong dan mengembangkan aktivitas peserta didik, guru harus mampu mendisiplikan peserta didik, terurtama disiplin diri (self-discipline). Guru harus mampu membantu peserta didik mengembangkan pola perilakunya, meningkatkan standar perilakunya, dan melaksanakan aturan sebagai alat untuk menegakkan didisiplin dalam setiap aktivitasnya.

        Menurut pendapat Reisman dan Payne (1987: 239-241) dapat dikemukakan 9 strategi untuk mendisiplinkan peserta didik, yakni sebgai berikut:

a.   Konsep diri. Strategi ini menekankan bahwa konsep-konsep diri masing-masing individu merupakan faktor penting dari setiap perilaku. Untuk menumbuhkan konsep diri, guru disarankan bersikap empatik, menerima, terbuka, sehingga peserta didik mengekplorasi pikiran dan perasaannya dalam memecahkan masalah.

b.   Keterampilan berkomunikasi. Guru yang terampil berkomukasi, maka ini akan efektif dalam mendorong timbulnya kepatuhan peserta didik.

c.   Konsekuensi-konsekuensi logis dan alami, guru haruslah dapat  menunjukkan secara tepat tujuan perilaku yang salah, sehingga membatu peserta didik dalam mengatasi perilakunya dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.

d.   Klarifikasi nilai. Strategi ini dilakukan untuk membantu peserta didik dalam menjawab pertanyaan sendiri tentang nilai-nilai dan membentuk sistem nilainya sendiri.

e.   Analisis transaksional, disarankan agar guru belajar sebagai orang dewasa, terutama apabila berhadapan dengan peserta didik yang bermasalah.

f.    Terapi realitas, sekolah harus berupaya mengurangi kegagalan  dan meningkatkan keterlibatan.Dalam hal ini guru harus bersikap positif dan bertanggung-jawab.

g.   Disiplin yang terintegritas, metode ini menekankan pengendalian penuh oleh guru untuk mengembangkan dan mempertahankan peraturan.

h.   Modifikasi perilaku, perilaku salah disebabkan oleh lingkungan, sebagai tindakan remidiasi. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pembelajaran perlu diciptakan lingkungan yang kondusif.

i.    Tantangan bagi disiplin, guru diharapkan cekatan, sangat terorganisasi, dan dalam penegendalian yang tegas.



4.   Sosialisasi Kurikulum 2013

    Sosialisasi perlu dilakukan secara matang kepada berbagai pihak agar kurikulum baru yang ditawarkan dapat dipahami dan diterapkan secara optimal, karena sosialisasi merupakan langkah penting yang akan menunjang dan yang menentukan keberhasilan perubahan kurikulum. Setelah sosialisasi, kemudian mengadakan musyawarah antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah untuk mendapatkan persetujuan dan pengesahan dari berbagai pihak dalam rangka menyukseskan implementasi kurikulum 2013.



5.   Fasilitas dan Sumber Belajar

     Dalam menyukseskan Kurikulum 2013 fasilitas dan sumber belajar memiliki kegunaaan sebagai berikut:

a.   Merupakan pembuka jalan dan pengembangan wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan ditempuh. Disini sumber belajar merupakan peta dasar yang perlu dijajagi secara umum agar wawasan terhadap proses pembelajaran yang akan dikembangkan dapat diperoleh lebih awal.

b.   Merupakan pemandu secara teknis dan langkah-langkah operasional, untuk menelusuri secara lebih teliti menuju pada pembentukan kompetensi secara tuntas.

c.   Memberikan berbagai macam ilustrasi dan contoh-contoh yang berkaitan dengan kompetensi dasar yang akan dikembangkan.

d.   Memberikan petunjuk dan gambaran kaitan kompetensi dasar yang sedang dikembangkan dengan kompetensi dasar lainnya.

e.   Menginformasikan sejumlah penemuan baru yang pernah diperoleh orang lain yang berhubungan dengan mata pelajaran tertentu.

f.    Menunjukkan berbagai permasalahan yang timbul sebagai konsekuensi logis dalam pengembangan kompetensi dasar yang menuntut adanya kemampuan pemecahan dari peserta didik yang sedang belajar.

     Fasilitas dan sumber belajar sudah sewajarnya dikembangkan oleh sekolah sesuai dengan apa yang digariskan dalam Standar Nasional Pendidikan  (SNP/PP.19.2005), mulai dari pengadaan, pemeliharaan dan perbaikan. Hal ini didasarkan oleh kenyataan bahwa sekolahlah yang paling mengetahui fasilitas dan sumber belajar baik kecukupan, kesesuaian, maupun kemutakhirannya, terutama sumber-sumber belajar yang dirancang (by design) secara khusus untuk kepentingan pembelajaran.

6.   Lingkungan yang Kondusif Akademik

      Iklim belajar yang kondusif-akademik harus ditunjang oleh berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan; seperti sarana, laboratorium, pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri, serta penataan organisasi dan bahan pembelajaran yang tepat, sesuai dengan kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim belajar yang menyenangkan akan membangkitkan semangat dan menumbuhkan aktivitas serta kreativitas peserta didik. 
Lingkungan yang kondusif akademik antara lain dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:

a.   Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.

b.   Memberikan pembelajaran remedial bagai para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah.

c.   Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.

d.   Menciptakan kerjasama saling mengahargai, baik antarapeserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran yang lain.

e.   Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.

f.    Mengembangkan proses pemebelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagi fasilitator dan sumber belajar.

g.   Mengembangkan sistem evaluasi  belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri sendiri.


7.   Partisipasi Warga Sekolah

    Manajemen tenaga kependidikan di sekolah harus ditujukan untuk memberdayakan tenaga-tenaga kependidikan secara efektif dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal, namun tetap dalam kondisi yang menyenangkan. Fungsi menajemen dalam hal ini adalah menarik, mengembangkan, mengaji dan memotivasi tenaga kependidikan guna mencapai tujuan pendidikan secara optimal , membantu tenaga kependidikan mencapai posisi dan standar perilaku, memaksimalkan perkembangan karier, serta menyelaraskan tujuan individu, kelompok, dan lembaga.

D. Pengembangan Kurikulum 2013

    Mendikbud Muh Nuh mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. Perlunya perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil study internasional . Hasil survei “Trends ini International Math and Science” tahun 2007, yang dilakukan oleh global institute, menunjukkan bahwa 5% peserta didik Indonesia yang mampu mengerjakan soal penalaran berkategori tinggi; padahal peserta didik Korea dapat mencapai 71%. Sebaliknya 78% peserta didik Indonesia dapat mengerjakan soal hafalan berkategori rendah, sementra siswa Korea  10%. Data lain diungkapkan oleh Programe for International Student Assessment (PISA), hasil studinya tahun 2009 menempatkan Indoesia pada peringkat bawah 10 besar , dari 65 negara peserta PISA. Hampir semua peserta didik, Indonesia ternyata cuma menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara banyak peserta didik dari negara lain dapat menguasai pelajaran level 4, 5 bahkan 6. Hasil kedua survei tersebut merujuk pada suatu simpulan bahwa: prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang. Dalam keragka inilah perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum, yang dimulai dengan penataan terhadap 4 elemen standar nasional , yaitu standar kompetensi lulusan (SKL), standar isi, satandar proses, dan standar penilaian. Sehingga dilakukan penataan terhadp 4 mata pelajaran yaitu, agama, PPKN, matematika, dan bahasa Indonesia.

E.Landasan Pengembangan Kurikulum 2013

1.   Landasan Filosofis

a.Filosofis Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam pembangunan dan pendidikan.

b. Landasan pendidikan yang berbasis pada nilai-nila luhur, nilai akademik, kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

2.   Landasan Yuridis

a.   RPJMM 2010-2014 Sektor Pendidikan, tentang Perubahan Metodologi Pembelajaran dan Penataan Kurikulum.

b.   PP No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

c.   INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional, penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya  bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa

3.   Landasan Konseptual

a.   Relevansi Pendidik (link and match)

b.   Kurikulum berbasis kompetensi, dan karakter.

c.   Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning).

d.   Pembelajaran aktif (student active learning).

e.   Penilaian yang valid , utuh dan menyeluruh

F. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013

Bahwa melalui pengembangan menghasilkan insan produktif, kreatif,  inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegritas. Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan keterampilan dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.


G. Kurikulum 2013 Bebasis Kompetensi

Beberapa aspek atau ranah yang terkandung dalam konsep kompetensi dapat diuraikan sebagai berikut.

1.   Pengetahuan : yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan pembelajaran terhadap peserta didik sesuai dengan kebutuhannya.

2.   Pemahaman. Yaitu kedalaman kognitif, dan afektif yang dimiliki oleh individu. Untuk hal ini guru harus dapat memahami karakteristik dan kondisi peserta didik. Agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien.

3.   Kemampuan. Adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberi kemudahan belajar kepada peserta didik.

4.   Nilai. Adalah suatu standar perilaku yang telah diyakini dan secara psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

5.   Sikap. Adalah perasaan senang-tidak senang, suka-tidak suka, atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar.

6.   Minat. Adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan suatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.



H.Keunggulan Kurikulum 2013

1.   Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah (kontekstual), karena berangkat, berfokus, dan bermuara pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan potensi masing-masing.

2.   Kurikulum 2013 berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi, mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain.

3.   Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama yang berkaitan dengan keterampilan.



I. Optimalisasi Implementasi Kurikulum 2013

1.   Mendongkrak Prestasi

Menurut Makmun (1999) ciri-ciri perubahan prilaku hasil belajar adalah bersifat intensional, positif, dan efektif. Perubahan perilaku hasil belajar yang intensional , artinya pengalaman atau praktek latihan itu dengan sengaja dan didasari dilakukan dan bukan secara kebetulan.

        Perilaku hasil belajar bersifat positif, artinya sesuai dengan yang diharapkan (normatif), taua kriteria keberhasilan (criteria of success), baik dipandang dari segi peserta didik maupun dari segi guru.

        Perilaku hasil belajar bersifat efektif, artinya perubahan hasil belajar itu relatif tetap, dan setiap saat diperlukan dapat direproduksi dan dipergunakan, seperti dalam pemecahan masalah, ujian, maupun dalam penyesuai diri dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidupnya.

        Dalam uraian di atas dapat dipahami bahwa belajar bukan diarahkan oleh suatu kekuatan refleks, tetapi dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga seseorang akan mempelajari apa yang seharusnya dilakukan.


2.   Penghargaan dan Hadiah

    Penghargaan adalah suatu hadiah dalam bentuk ucapan terima kasih yang dirasakan sebagai pujian oleh orang yang menerimanya. Sedangkan hadiah adalah suatu penghargaan yang dibandingkan dengan nilai oleh orang yang menerimanya. Psikolgi perilaku mengatakan bahwa orang melihat penghargaan dan hadiah untuk memenuhi kebutuhan psikologis yang muncul dalam diri masing-masing. Meskipun teori penguatan positif  merupakan sesuatu yang rumit, pada umumnya hadiah dapat dibagi kedalam dua kelompok, yaitu hadiah intrinsik adalah perasaan internal yang diperoleh berdasarkan pemenuhan nilai-nilai pribadi dari suatu pekerjaan yang baik, sedangkan hadiah ekstrinsik adalah suatu penghargaan yang diberikan dalam bentuk potongan-potongan harga, bonus, penghargaan pribadi atau penghargaan masyrakat, dan sebagainya.


3.   Membangun Tim

    Bertujuan untuk mendidik seluruh tenaga kependidikan di sekolah pada seluruh tingkatan pekerjaan, dengan teknik kepemimpinan kepala sekolah yang efektif. Dalam hal ini dorongan diarahkan oleh visi, misi, dan nilai-nilai, serta tindakan yang memungkinkan untuk mencapai tujuan yang terterala dalam  kurikulum.

7      kebiasaan umum pemimpin yang sukses adalah:

1.   Proaktif, yaitu mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab untuk membuat terjadinya sesuatu.

2.   Memulai suatu dengan membayangkan hasil akhir dalam pikiran, yaitu memulai sesuatu dengan konsep dan pemahaman yang jelas tentang kondisi sekarang, kondisi yang akan datang, dan apa yang diinginkan terjadi.

3.   Meletakkan pertama kali benda yang pertama, yaitu mengatur diri sendiri,mengorganisir segala tindakan  sesuai dengan prioritas.

4.   Berpikir menang-menang, yaitu melihat suatu kehidupan sekolah sebagai suatu kerjasama bukan sebagai suatu persaingan.

5.   Melihat pertama kali untuk memahami, yaitu memahami untuk kemudian dipahamkan, untuk memebentuk keterampilan yang empatik dan bijaksana.

6.   Sinergis, yaitu menerapkan prinsip-prinsip kerativitas, kerjasama dan perbedaan nilai.

7.   Pembaharuan, yaitu memperluas kesempatan untuk mengadakan pembaharuan alam, baik secara fisik, spiritual, mental, dan dimensi sosial emosional.

       Dalam membangun tim terdapat sistem penampilan, pribadi yang merupakan pola-pola perilaku untuk membentuk gaya berpikir, perasaamn, dan tindakan, seseorang dalam mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhannya.



1 komentar: